Psikologi Konseling

A. Psikologi Konseling

Menyatakan kepedulian atau keprihatinan dan membentuk kebutuhan akan bantuanMenyatakan kepedulian atau keprihatinan dan membentuk hubungan dengan klien sebagai upaya menjalin kedekatan. Melalui kegiatan ini diharapkan klien berkeinginan untuk dan semangat untuk menyelesaikan masalahnya. Proses ini juga akan memberikan gambaran tentang tujuan nya mengikuti konseling. Keseriusan dan kejujuran klien akan nampak, dan memberikan penjelasan serta pengertian agar klein menyadari perlunya bantuan untuk menyelesaikan masalahnya dank lien mau mengikuti proses konseling.

a. Membentuk hubungan

Membangun hubungan yang bercirikan kepercayaan, keyakinan, dengan didasari keterbukaandan kejujuran atas semua pernyataan klien dan Konselor dalam proses konseling. Pada proses ini diharapkan akan terjadi hubungan ketergantungan pada Konselor, yaitu bagaimana Konselor dapat dijadikan sebagai pribadi yang dijadikan contoh. Hal ini menyebabkan kepercayaan klien cukup besar terhadap koselor maka bantuan akan mudah diberikan. Tehnik yang biasa digunakan adalah keterampilan mendengarkan, dan memantulkan perasaan.

b. Menentukan tujuan dan mengeksplorasi pilihan

Mendiskusikan tujuan kepada klien adalah hal penting yang harus dilakukan. Untuk mencari kejelasan, maksud dan tujuan konseling, diantaranya :

a. Adanya perubahan pada diri klien secara fisik maupun psikis, tindakan atau perasaan.

b. Terbentuknya perasaan diterima dan dipercaya adanya masalah dalam dirinya.

c. Terciptanya pemahaman dan pengertian klien terhadap masalahnya.

d. Mampu menyelesaikan dan mengatasi masalahnya dan masaah yang akan datang.

c. Menangani masalah

Pada langkah ini Konselor berusaha untuk dapat menentukan masalah mana yang akan diselesaikan terlebih dahulu dan mana masalah-masalah yang harus ditinggalkan. Konselor mengarahkan klien pada masalah yang menjadi prioritas utama.

d. Menumbuhkan kesadaran

Manumbuhkan kesadaran klien agar klien benar-benar memahami apa yang sedang dialami dan apa yang harus dikerjakan dalam menyelesaikan masalahnya. Dalam menumbuhkan kesadaran klien Konselor berusaha mengarahkan klien mencapai apa yang disebut insight atau understanding.

e. Merencanakan cara bertindak

Kesulitan selanjutnya adalah mengambil satu tindakan atau keputusan penyelesaian masalah. Biasanya klien merasa kebingungan dan rasa keraguan, maka Konselor memberikan pilihan dan mengajak klien untuk merencanakan dan melakukan tindakan dari hasil insight.

f. Menilai hasil dan mengakhiri konseling

Dari setiap langkah perlu diperhatikan sejauh mana tujuan konseling yang telah didapat. Keputusan untuk mengakhiri konseling adalah usaha bersama antara klien dan Konselor. Walaupun Konselor sebagai penentu proses konseling tapi bukan berarti mengakhiri konseling sesuka hati menghantikan konseling tanpa persetujuan klien.

B. Tahapan Konseling

a) Tahapan Awal

Tahap awal merupakan upaya untuk menjalin hubungan baik antara Konselor dengan klien agar klien dapat terlibat langsung dalam proses konseling. Diharapkan dapat memberikan arahan konseling secara tepat. Dalam tahap awal ada dua langkah yang harus diperhatikan. Dalam membina hubungan baik antara Konselor dengan klien, adanya rasa percaya antara keduanya, saling menerima dan bekerja sama dalam menyelesaikan masalah. Klien percaya dan menerima Konselor untuk membantu masalah yang dihadapi, klien mengungkakan masalahnya dengan terbuka, Konselor menerima bahwa masalah klien bear-benar terjadi dan memberi bantuan dengan cara menciptakan rapport atau menggunakan teknik konseling lain.

Batasan yang diberikan maksudnya Konselor berusaha mengarahkan masalah yang terjadi pada klien seperti dari beberapa masalah yang dialami Konselor coba memberikan proiritas pada masalah yang paling penting untuk diselesaikan.

b) Tahapan Inti

1. Eksplorasi kondisi klien

Usaha Konselor mengkondisikan keadaan klien dalam konseling, atau berusaha mengadakan perubahan pada tingkah laku dan perasaan klien.

2. Identifikasi masalah dan penyebabnya

Mengadakan pendataan masalah dan mencari tahu latar belakang terjadinya masalah. Identifikasi alternative pemecahan Memberikan beberapa pilihan penyelesaian dan pemecahan masalah diharapkan klien sendiri yang memilih.

3. Pengujian dan penetapan alternative pemecahan

Meminta klien untuk merealisasikan dari pilihan / keputusan yang diambil. Evaluasi alternative pemecahan Meninjau kembali pengujian alternative pamecahan masalah serta hasil pemecahan masalah.

4. Implementasi alternative pemecahan

Menganjurkan untuk mengerjakan dari salah satu pemecahan masalah yang telah berhasil.

c) Tahap Akhir

Tahap ini memberikan penilaian terhadap keefektifan proses bantuan konseling yang telah dilakukan.

1. Analisis

Analisis adalah tahap pengumpulan data atau informasi tentang diri klien dan lingkunganya, untuk lebih mengerti terhadap keadaan klien. Mulai dari fisik dan psikis, keluarga, teman sebaya, nilai-nilai yang dianut serta aktivitas klien dengan data pendukung yang didapat dari berbagai sumber.

2. Sintesis

Sintesis merupakan tahapan untuk merangkum dan mengorganisasikan data hasil tahap analisis, sehingga dapat memberikan gambaran diri klien yang terdiri dari kelemahan dan kelebihan yang dimiliki, serta kemampuan dan ketidakmampuannya menyesuaikan diri. Dirumuskan secara spesifik, singkat dan padat juga sebagai diagnosis awal.

3. Diagnosis

Diagnosis merupakan tahapan untuk menetapkan hakikat masalah yang dihadapi klien beserta sebab-sebabnya dengan membuat perkiraan atau dugaan, kemungkinan yang akan dihadapi klien berkaitan dengan masalahnya. Ada beberapa tahapan dalam diagnosis yaitu :

a. Identifikasi masalah

Identifikasi masalah merupakan upaya menentukan hakikat masalah yang dihadapi oleh klien. Penentuan ini dapat menggunakan klasifikasi masalah sebagai berikut : Klasifikasi masalah menurut Bordin a. Ketergantungan pada orang lain (dependence) b. Kurang menguasai keterampilan (lack of skill) c. Konflik diri (self conflict) d. Kecemasan menentukan pilihan (choice anxiety) e. Masalah yang tidak dapat diklasifikasikan (no problem) Klasifikasi masalah menurut Pepinsky a. Kurang percaya diri (lack of assurance) b. Kurang informasi (lack of information) c. Kurang menguasai keterampilan yang diperlukan(lack of skill) d. Bergantungan pada orang lain (dependence) e. Konflik diri (self conflict)

Dalam identifikasi masalah kita berusaha memahami apa yang dialami klien dan mencari kesulitan masalah yang dihadapi klien. Diagnosa mengambil kesimpulan untuk menentukan derita klien atau yang dirasakan klien. Dengan klasifikasi masalah dalam disgnosis sebagai berikut :

- Faktor ketidakpercayaan diri

Ketergantungan pada oranglain, ketidaktahuan potensi yang ada, sulit mengambil keputusan, kurang informasi.

- Faktor depresi atau konflik diri

Kecemasan(anxiety), gangguan pikiran, gangguan perasaan,dan gangguan tingkah laku.

- Faktor miskomunikasi atau misunderstanding

Kurang informasi, kurang tanggap, kurang peka terhadap

b. Penemuan sebab-sebab masalah (etiologi)

Langkah ini merupakan upaya penentuan dari sumber penyebab timbulnya masalah. Yakni diantaranya mencari hubungan antara masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang. Dengan melihat hasil identifikasi masalah dapat timbul dari dalam diri dan luar diri klien. Penyebab yang berasal dari diri klien antara lain; gangguan kesehatan, kebiasaan-kebiasaan buruk, sikap negatif, kurangnya informasi, kemampuan intelektual yang rendah dan lain-lain. Penyebab yang berasal dari luar diri klien antara lain; sikap orang tua/guru yang tidak menunjang perkembangan klien, lingkungan rumah/sekolah yang tidak sesuai dengan karakteristik klen, dan dukungan sosial ekonomi yang kurang menunjang, serta masyarakat yang tidak kondusif.

c. Prognosis

Langkah ini merupakan usaha memprediksi apa yang akan terjadi pada diri klien pada kemudian hari dengan memperhatikan masalah yang dialami klien. Dengan memberikan informasi berkaitan dengan prediksi yang dilakukan pada proses diagnosis klien dapat melakukan tindakan sebagai usaha penyelesaian masalahnya.

d. Konseling / treatment (perlakuan)

Konseling merupakan proses tatap muka antara klien dengan konselor sebagai usaha pemberian bantuan yang dilakukan secara komunikasi verbal. Dengan tujuan agar klien memiliki kepercayaan dan dapat melakukan penyesuaian dirin dengan optimal terhadap lingkungan kehidupannya.

Bentuk bantuannya dalam bentuk sebagai berikut :

1. Identifikasi alternatif masalah

Usaha membuta beberapa pilihan pemecahan masalah berdasarkan hasil diagnosis dan sintesis baik untuk masalah yang berasal dari dalam diriklien atau masalah yang ber asal dari luar diri klien.

2. Pengujian dan pemilihan alternatif pemecahan masalah

Merupakan tindakan yang kan memperjelas altenatif mana yang akan ilakukan sebagai pemecahan masalah. Melaksanakan pemecahan masalah terpilih Setelah pemecahan masalah dipilih maka konselor membantu klien dan menetapkan kapan akan direlisasikan. Pemecahan masalah tentu akan melibatkan klien, konselor dan pihak terkait lain. Tujuan konselor memberikan tugas ini adalah :

- Mengadakan perubahan pada lingkungan klien yang tidak menunjang perkembangannya.

- Mengubah sikap negatif klien baik terhadap dirinya dan lingkungannya sehingga klien tidak mengalami masalah.

- Membantu klien menemukan lingkungan yang sesuai dengan dirinya.

- Membantu klien memperoleh keterampilan dan persyaratan yang diperlukan sehinggan masalah dapat diatasi.

- Membantu klien menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapi.

3. Tindak lanjut (follow up)

Tindak lanjut berguna untuk melihat sejauh mana keberhasilan pemberian bantuan melalui proses konseling yang telah berlangsung. Juga sebagai upaya pemeliharaan yang dikembangkan oleh klien untuk mampu mengatasi masalahnya.

 

© 2009 Fresh Template. Powered by Blogger.

Template by Ifzanul.