1. Perkembangan Pendidikan
Setelah proklamasi, pemerintah RI menunjuk Ki Hajar Dewantara sebagai menteri pendidikan, pengajaran dan kebudayaan. Pada saat ini dibentuk panitai yang bertugas meneliti dan merumuskan masalah-masalah pengajaran. Panitia ini dibentuk berdasarkan keputusan Rapat Badan Pekerja KNIP tanggal 27 Desember 1945 atas usul pemerintah.
Panitia melakukan penyelidikan dilapangan dan sekolah itu saran-saran yang dapat dilapangan disampaikan antara lain :
a. Pedoman pendidikan dan pengajaran harus di rubah.
b. Khusus mengenai pengajaran diharapkan agar bisa mendapat tempat yang teratur dan seksama.
c. Disarankan agar diusahakan berlakunya pengiriman pelajar-pelajar ke luar negeri.
Setelah pemerintah menerima saran-saran maka disususnlah dasar struktur-struktur sistem pendidikan “mendidik anak” menjadi warga negara yang berguna yang kelak bisa memberikan pengetahuan pengetahuannya kepada negara. Dasar pendidikan menganut prinsip-prinsip demokrasi, kemerdekaan dan keadilan sosial.
Adapun tingkat pendidikan pada saat itu yaitu :
a. Sekolah rakyat (dasar) 6 tahun
b. Sekolah lanjutan 3 hingga 6 tahun
c. Sekolah industri 3 hingga 6 tahun
d. Perguruan tinggi 4 hingga 6 tahun
2. Perkembangan Bahasa dan Sastra
Sejak awal kemerdekaan, bahasa Indonesia telah mengalami perkembangan karena di dorong oleh berbagai faktor yaitu :
a. Bangkitnya semangat kebangsaan Indonesia yang telah mengatasi kedaerahan dan kesukuan.
b. Terbitnya kitab-kitab logat melayu (1990) karangan.
c. Didirikan Lommissie Voor de Volksectuur (1908) yang kemudian menjadi balai pustaka.
Faktor diataslah yang menjadi pendorong perkembangan dibidang bahasa dan sastra, yang memunculkan pujangga “Baru”.
Pemerintah sangat berperan penting dalam usaha-usaha memajukan bahasa Indonesia sejak tahun 1947. Menteri PP dan K membentuk suatu komisi bahasa yang diberikan tugas untuk :
a. Menciptakan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia
b. Menciptakan tata bahasa Indonesia
c. Menyempurnakan kamus yang telah ada dalam bahasa Indonesia untuk keperluan pengajaran
3. Perkembangan dan Bidang Seni
Pada tahun 1946 telah didirikan organnisasi Seniman Indonesia Muda (SIM) atas inisiatif Sudjojono. Trisno Sumarjo dkk. Pada tahun 1947 telah didirikan perkumpulan “Pelukis Rakyat” pecahan dari SIM. Banyak sekali hasil patung dibuat diantaranya patung Jendral Soedirman di depan gedung DPRD Yogyakarta.
Pisolo pelukis bergabung dalam himpunan Budaya Surabaya. Dimanidun berdiri Tunas Muda.
Pihak pemerintah juga tidak tinggal dalam pemerintah mendirikan pula akademi seni rupa di Bandung.
4. Media Komunikasi Massa
Kehidupan Pers pada awal kemerdekaan berkembang dengan semangat revolusi. Akibat blokade Belanda hubungan dengan dunia luar sulit hanya radio dan surat kabar. Surat kabar pada saat itu terdiri hanya empat halaman. Pemasukan iklan sangat kecil jumlahnya. Harga surat kabar relatif lebih murah tetapi kualitas pemberitaannya memegang peranan penting.
Sedangkan Radio merupakan alat yang sangat vital sejak proklamasi, penyiaran Radio dapat dikuasai Bangsa Indonesia. Corak siaran pada saat itu banyak menggunakan siaran-siaran kata-kata yang berat mengenai politik untuk membakar semangat rakyat.
Dilihat dari perkembangan bahwa setelah jepang menyerah, tenaga-tenaga Indonesia Berhasil merebut Hosokyuku (kantor Radio) yang kemudian dikenal dengan sebutan : “Radioa Republik Indonesia” dimulai tangal 11 September 1945.
Stasion Radio RRI pertama di Jawa ada 8 yakni : Jakarta, Bandung, Purwokerto, Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya, dan Malang.
Pada masa revolusi ada juga Radio pemberontakan di Jawa Timur, Malang dan Surayaba. Setelah tahun 1950 barulah diadakan rencana 5 tahun dimana di usahakan penambahan studio dan penyempurnaan alat-alat pemancar.
Setelah proklamasi, pemerintah RI menunjuk Ki Hajar Dewantara sebagai menteri pendidikan, pengajaran dan kebudayaan. Pada saat ini dibentuk panitai yang bertugas meneliti dan merumuskan masalah-masalah pengajaran. Panitia ini dibentuk berdasarkan keputusan Rapat Badan Pekerja KNIP tanggal 27 Desember 1945 atas usul pemerintah.
Panitia melakukan penyelidikan dilapangan dan sekolah itu saran-saran yang dapat dilapangan disampaikan antara lain :
a. Pedoman pendidikan dan pengajaran harus di rubah.
b. Khusus mengenai pengajaran diharapkan agar bisa mendapat tempat yang teratur dan seksama.
c. Disarankan agar diusahakan berlakunya pengiriman pelajar-pelajar ke luar negeri.
Setelah pemerintah menerima saran-saran maka disususnlah dasar struktur-struktur sistem pendidikan “mendidik anak” menjadi warga negara yang berguna yang kelak bisa memberikan pengetahuan pengetahuannya kepada negara. Dasar pendidikan menganut prinsip-prinsip demokrasi, kemerdekaan dan keadilan sosial.
Adapun tingkat pendidikan pada saat itu yaitu :
a. Sekolah rakyat (dasar) 6 tahun
b. Sekolah lanjutan 3 hingga 6 tahun
c. Sekolah industri 3 hingga 6 tahun
d. Perguruan tinggi 4 hingga 6 tahun
2. Perkembangan Bahasa dan Sastra
Sejak awal kemerdekaan, bahasa Indonesia telah mengalami perkembangan karena di dorong oleh berbagai faktor yaitu :
a. Bangkitnya semangat kebangsaan Indonesia yang telah mengatasi kedaerahan dan kesukuan.
b. Terbitnya kitab-kitab logat melayu (1990) karangan.
c. Didirikan Lommissie Voor de Volksectuur (1908) yang kemudian menjadi balai pustaka.
Faktor diataslah yang menjadi pendorong perkembangan dibidang bahasa dan sastra, yang memunculkan pujangga “Baru”.
Pemerintah sangat berperan penting dalam usaha-usaha memajukan bahasa Indonesia sejak tahun 1947. Menteri PP dan K membentuk suatu komisi bahasa yang diberikan tugas untuk :
a. Menciptakan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia
b. Menciptakan tata bahasa Indonesia
c. Menyempurnakan kamus yang telah ada dalam bahasa Indonesia untuk keperluan pengajaran
3. Perkembangan dan Bidang Seni
Pada tahun 1946 telah didirikan organnisasi Seniman Indonesia Muda (SIM) atas inisiatif Sudjojono. Trisno Sumarjo dkk. Pada tahun 1947 telah didirikan perkumpulan “Pelukis Rakyat” pecahan dari SIM. Banyak sekali hasil patung dibuat diantaranya patung Jendral Soedirman di depan gedung DPRD Yogyakarta.
Pisolo pelukis bergabung dalam himpunan Budaya Surabaya. Dimanidun berdiri Tunas Muda.
Pihak pemerintah juga tidak tinggal dalam pemerintah mendirikan pula akademi seni rupa di Bandung.
4. Media Komunikasi Massa
Kehidupan Pers pada awal kemerdekaan berkembang dengan semangat revolusi. Akibat blokade Belanda hubungan dengan dunia luar sulit hanya radio dan surat kabar. Surat kabar pada saat itu terdiri hanya empat halaman. Pemasukan iklan sangat kecil jumlahnya. Harga surat kabar relatif lebih murah tetapi kualitas pemberitaannya memegang peranan penting.
Sedangkan Radio merupakan alat yang sangat vital sejak proklamasi, penyiaran Radio dapat dikuasai Bangsa Indonesia. Corak siaran pada saat itu banyak menggunakan siaran-siaran kata-kata yang berat mengenai politik untuk membakar semangat rakyat.
Dilihat dari perkembangan bahwa setelah jepang menyerah, tenaga-tenaga Indonesia Berhasil merebut Hosokyuku (kantor Radio) yang kemudian dikenal dengan sebutan : “Radioa Republik Indonesia” dimulai tangal 11 September 1945.
Stasion Radio RRI pertama di Jawa ada 8 yakni : Jakarta, Bandung, Purwokerto, Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya, dan Malang.
Pada masa revolusi ada juga Radio pemberontakan di Jawa Timur, Malang dan Surayaba. Setelah tahun 1950 barulah diadakan rencana 5 tahun dimana di usahakan penambahan studio dan penyempurnaan alat-alat pemancar.