Teknik dan Alat Pengumpul Data

Pengukuran: tes Observasi/ pengamatan: lembar atau pedoman observasi Komunikasi langsung/ wawancara: pedoman wawancara Komunikasi tak langsung: angket atau kuisioner Dokumentasi: pedoman dokumentasi (checklist) Tes kepribadian/ personality test: tes yang digunakan untuk mengungkapkan kepribadian seseorang Tes bakat/ aptitude test: tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat seseorang Tes intelegensi/ intelegence test: tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual sesorang Tes minat/ measures of interest: alat untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu Tes prestasi/ achievement test: tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu Observasi adalah metode pengumpulan data secara sistematis melalui pengamatan/ pencatatan terhadap fenomena yang diteliti.Observasi dapat dilakukan dua cara: Observasi non sistematis: tidak menggunakan instrumen pengamatan Observasi sistematis: menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati Observer (pengamat) memberikan tanda (cheklist atau tally) pada kolom tempat peristiwa itu muncul Dari segi partisipasi peneliti, observasi dapat dibedakan menjadi: observasi berperan serta (participant observation) dan observasi nonpartisipan (non participant observation) Wawancara terstruktur : peneliti telah mempersiapkan daftar pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya juga disediakan. Wawancara tidak terstruktur: peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis besar permasalahan yang akanditanyakan. Angket tertutup: jika alternatif jawaban telah disediakan. Angket terbuka: jika responden diberikan kebebasan untuk menguraikan jawabannya. Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban. Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Pertanyaan tidak mendua artinya pertanyaan tidak mengandung dua arti yang akan menyulitkan responden. Contohnya : bagaimana pendapat anda tentang kondisi kelas dan kemampuan guru menjelaskan pelajaran di kelas? Jika pertanyan mendua seperti ini sebaiknya dipecah menjadi dua pertanyaan. Tidak menanyakan yang sudah lupa atau tidak menggunakan pertanyaan yang menyebabkan responden berpikir keras Contohnya : Pertanyaan keadaan perusahaan 10 tahun lalu?. Umumnya pertanyaan seperti ini akan menyebabkan responden berpikir keras untuk mengingat-ingat kondisi yang terjadi di masa lalu. Pertanyaan tidak menggiring responden. Contoh : Apakah anda setuju jika kesejahteraan karyawan ditingkatkan ? Pertanyaan tidak boleh tertalu panjang atau terlalu banyak. Kalo terlalu panjang atau tertalu banyak akan menyebabkan responden merasa jenuh untuk mengisinya. Urutan pertanyaan dimulai dari yang umum sampai ke spesifik, atau dari yang mudah menuju ke yang sulit. Skala Likert: jawaban setiap item instrumen mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Contoh: SS – S – R – TS – STS Selalu – sering – kadang-kadang – tidak pernah Skala Guttman: jawaban tegas Contoh: ya – tidak ; pernah – tidak pernah Skala Diferensial Semantik: jawaban tersusun dalam sebuah garis kontinum. Beri nilai gaya kepemimpinan Manajer anda: Bersahabat 5 4 3 2 1 Tidak Bersahabat Tepat janji 5 4 3 2 1 Lupa janji Skala Thurstone: sejumlah pernyataan harus dipilih. Masing2 pernyataan mempunyai nilai yang berbeda, tetapi nilai-nilai itu tidak diketahui responden, yang mengetahui hanya peneliti.
 

© 2009 Fresh Template. Powered by Blogger.

Template by Ifzanul.